Ngompol pada Anak: Mengatasi, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan
Ngompol pada anak — Mengompol adalah hal yang sangat lazim di kalangan balita. Seiring bertambahnya usia, kebiasaan ini akan berkurang dengan sendirinya. Namun, beberapa anak tetap mengompol pada usia di atas 5 tahun. Apakah ngompol di malam hari pada anak menjadi pertanda adanya gangguan berkemih?
Perlu diketahui bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan ngompol di malam hari, seperti faktor genetik, kemampuan berkemih yang belum berkembang sempurna, hingga kapasitas kandung kemih yang kecil. Ketahui penyebab, diagnosis, dan pengobatan masalah berkemih pada anak di bawah ini!
Tulisan ini dibuat oleh dr. Andika Afriansyah, SpU. Anda dapat berkonsultasi dan bertemu langsung dengan saya di RSUP Persahabatan (Rawamangun – Jakarta Timur) dan RS Tiara Bekasi (Babelan – Kabupaten Bekasi).

Baca juga : cara mengatasi mengompol pada dewasa
Pengertian Ngompol pada Anak
Mengompol (nocturnal enuresis) adalah keluarnya urine tanpa disadari. Hal ini sering terjadi di malam hari ketika anak sedang tertidur, meskipun beberapa anak juga mengompol di siang hari. Anak berusia di bawah 3 tahun lebih sering mengompol karena kemampuan berkemih yang belum berkembang.
Memasuki usia 4 tahun, anak-anak mulai dapat mengontrol kandung kemih sehingga frekuensi mengompol berkurang. Namun jika anak masih mengompol pada usia 7 tahun, mungkin mereka mengalami gangguan dalam berkemih.
Menurut penelitian, sekitar 5 juta anak di Amerika Serikat mengalami masalah mengompol di malam hari dengan perbandingan anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Hal ini tentu saja akan menimbulkan masalah tersendiri, terutama ketika anak harus menginap atau berkemah.
Nocturnal enuresis terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
- Nocturnal Enuresis Primer (NEP), yaitu ketika anak selalu mengompol di malam hari meskipun sudah mendapatkan toilet training.
- Nocturnal Enuresis Sekunder (NES), yaitu ketika anak tidak mengompol selama 6 bulan berturut-turut, tapi kemudian mulai mengompol lagi. Biasanya tipe ini disebabkan oleh kejadian yang memicu stres.
Cara Kerja Sistem Kemih
Manusia memiliki saluran kemih yang terdiri dari beberapa organ. Organ tersebut mempunyai fungsi yang berbeda, antara lain memproduksi urine, menyimpan urine, dan mengeluarkan urine. Urine sendiri merupakan limbah berupa cairan yang terbentuk ketika ginjal membersihkan darah.
Bacaan lanjutan : kenal urine Anda lebih jauh
Pada orang dewasa, ginjal memproduksi sekitar 1400 – 1800 ml urine per hari. Tentu saja produksi urine pada anak-anak kurang dari angka tersebut. Urine yang dihasilkan akan dikirim ke kandung kemih melalui ureter.

Kandung kemih berfungsi untuk menyimpan urine dan mengeluarkan dari tubuh. Selama penyimpanan, otot pada kandung kemih akan menutup. Otot-otot tersebut akan terbuka ketika urine mulai penuh sehingga dapat dikeluarkan melalui uretra.
Otak bertanggung jawab untuk mengontrol kapan tubuh harus mengeluarkan urine. Ketika Anda sudah siap untuk proses pengeluaran, otak akan memerintahkan kandung kemih. Otot-otot akan berkontraksi sehingga mendorong urine keluar dari kandung kemih.
Pada bayi, urine keluar secara refleks dan tidak terkontrol. Seiring bertambahnya usia, sistem kemih mulai berkembang sehingga anak-anak dapat mengontrol kapan mereka akan berkemih.
Berikut ini beberapa perkembangan yang terjadi pada anak:
- Ukuran kandung kemih berkembang sehingga dapat menampung lebih banyak volume urine. Baca lebih lanjut mengenai kapasitas kandung kemih manusia.
- Pada usia 2-3 tahun, anak mulai dapat mengendalikan otot di area panggul. Mereka bisa menahan keluarnya urine sampai ke toilet.
- Otak semakin berkembang sehingga anak dapat mengencangkan dan melemaskan otot yang dibutuhkan untuk proses berkemih. Pada usia ini, anak sudah siap mendapatkan toilet training.
- Pada usia 7 tahun, sekitar 90 persen anak dapat mengontrol kandung kemih pada siang hari dan malam hari. Saat mereka ingin buang air kecil di malam hari, mereka akan terbangun dan pergi ke toilet.
Penyebab Mengompol
Berikut ini beberapa hal yang menyebabkan anak tetap mengompol di malam hari meskipun sudah mendapatkan toilet training:
Faktor Genetik
Mengompol dapat disebabkan oleh faktor genetik. Hampir separuh anak yang mengompol mempunyai orang tua dengan masalah yang sama. Bahkan persentasenya semakin meningkat hingga 75 persen jika anak mewarisi gen dari kedua orang tuanya.
Kerabat dekat juga berpotensi mewariskan gen mengompol pada anak. Sedangkan anak yang tidak mewarisi gen mengompol hanya memiliki potensi sekitar 15 persen untuk mengalami masalah tersebut.
Kemampuan Mengontrol yang Lambat
Anak yang mengompol umumnya tertidur sangat nyenyak. Kondisi ini mempengaruhi komunikasi antara otak dan kandung kemih. Komunikasi yang terganggu membuat otot kandung kemih mengalami relaksasi dan melepaskan urine tanpa mengirim sinyal ke otak untuk membangunkan si anak.
Seiring berjalannya waktu, kontrol antara kandung kemih dan otak dapat berkembang secara alami. Namun, proses ini dapat dipercepat dengan tindakan khusus.
Kapasitas Kandung Kemih Kecil
Ngompol malam hari pada anak juga disebabkan oleh kapasitas kandung kemih yang kecil. Kandung kemih tersebut hanya mampu menampung urine dalam jumlah sedikit. Kondisi ini membuat anak selalu mengompol di malam hari.
Bacaan lanjutan : kapasitas kandung kemih manusia
Ginjal Memproduksi Terlalu Banyak Urine Saat Tidur
Penyebab selanjutnya adalah ginjal memproduksi terlalu banyak urine ketika si anak tertidur. Dengan demikian, kandung kemih tidak mampu menampung volume urine tersebut. Pada kondisi normal, otak memproduksi hormon ADH yang berfungsi memperlambat produksi urine pada malam hari.
Saat otak tidak mengeluarkan hormon ADH dalam jumlah yang cukup, ginjal mulai memproduksi urine dalam jumlah banyak. Akibatnya anak harus terbangun berulang kali untuk berkemih atau mengompol di malam hari.
Mengonsumsi minuman berkarbonasi juga memicu produksi urine berlebih. Pada beberapa kasus, mengompol juga bisa menjadi gejala awal diabetes tipe 1 pada anak.
Gangguan Tidur
Anak-anak dengan gangguan tidur seperti berjalan saat tidur atau Obstructive Sleep Apnea (OSA) berisiko lebih tinggi mengalami masalah mengompol di malam hari. Anak dengan OSA mengalami gangguan pernapasan sehingga memicu jantung untuk memproduksi atrial natriuretic peptida (ANP).
Bacaan lanjutan : mengenal obstructive sleep apnea
Produksi ANP menyebabkan ginjal memproduksi urine lebih banyak. Hal ini menyebabkan anak mengompol atau lebih sering terbangun untuk buang air kecil.
Konstipasi
Konstipasi juga bisa menjadi penyebab mengompol pada anak. Ketika anak mengalami konstipasi, rektum yang terletak di bagian belakang kandung kemih akan menekan kandung kemih sehingga mengurangi kemampuan menampung urine.
Baca juga : Konstipasi pada anak
Stres
Stres bisa memicu timbulnya masalah mengompol pada anak. Penyebab stres sangat beragam, mulai dari kesulitan belajar, masalah sosial, krisis keluarga, bahkan permasalahan mengompol itu sendiri. Anak mungkin takut dimarahi atau malu jika ketahuan mengompol.
Peran perkembangan psikologi anak sangat penting untuk membantu anak mengatasi mengompol. Oleh karenanya jangan memaksakan bahkan memarahi anak jika mengompol. Kamu dapat membaca mengompol dalam psikologi di tulisan berikut.
Bacaan lanjutan : mengompol dalam psikologi
Diagnosis
Mengompol sangat lazim terjadi pada anak usia balita. Namun jika anak Anda masih mengompol pada usia 6 tahun atau lebih, Anda mungkin perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dokter anak akan mengajukan beberapa pertanyaan seperti seberapa sering anak mengompol dan apakah ada gejala lain yang menyertai. Sebelum mengunjungi dokter anak, perhatikan kebiasaan buang air kecil pada anak. Berikut ini beberapa informasi yang perlu Anda garis bawahi:
- Seberapa sering anak buang air kecil pada siang dan malam hari?
- Seberapa sering anak buang air besar dan bagaimana konsistensi feses?
- Apakah anak Anda minum sebelum tidur?
Setelah mengajukan beberapa pertanyaan, dokter atau tenaga medis mungkin membutuhkan informasi lanjutan. Anak mungkin perlu menjalani sederet tes sebagai berikut:
- Tes urine: Tes ini bertujuan untuk mengecek adanya infeksi atau kandungan lain dalam urine.
- Tes darah: Tes darah bertujuan untuk mengetahui kondisi ginjal dan tiroid, kadar kolesterol, potensi anemia, diabetes, maupun gangguan hormon.
- Pemindaian kandung kemih: Tes ini menunjukkan jumlah urin yang tertinggal dalam kandung kemih setelah buang air kecil.
- Tes urodinamik: Tes ini menguji kemampuan saluran kemih bawah dalam menyimpan dan mengeluarkan urine.
- Sistoskopi : Pada tes ini, dokter akan memasukkan tabung kecil yang dilengkapi dengan kamera ke kandung kemih. Tujuannya adalah untuk mengecek adanya tumor atau kondisi serius lainnya.
Bacaan lanjutan : teropong kandung kemih atau sistoskopi
Pengobatan
Beberapa orang tua melakukan tindakan untuk menangani ngompol malam hari pada anak, seperti mengurangi konsumsi cairan 1-2 jam sebelum tidur atau menyusun jadwal ke kamar mandi. Orang tua juga dapat memberikan obat-obatan tertentu untuk mengurangi produksi urine di malam hari.
Mengurangi Asupan Cairan 1-2 Jam Sebelum Tidur
Ajarkan anak untuk memperbanyak minum pada pagi dan siang hari. Pada malam hari, terutama 1-2 jam sebelum tidur, batasi asupan cairan dan hindari konsumsi minuman berkarbonasi atau beralkohol.
Buat Jadwal Ke Toilet
Latih anak untuk mengontrol kandung kemih dengan membuat jadwal ke toilet. Perintahkan anak untuk duduk di toilet sebelum tidur, bahkan jika mereka merasa tidak ingin buang air.
Jika Anda ingin membaca tentang toilet training pada Anak, bacaan lanjutan ada di sini : cara toilet training pada Anak.
Alarm Mengompol
Alarm mengompol memiliki sensor khusus yang mampu mendeteksi kelembaban pada celana atau baju tidur. Ketika lembab, alarm ini akan berbunyi sehingga anak harus bangun untuk ke kamar mandi. Anda bisa membantu agar mereka terbangun lebih cepat, terutama jika mereka tidur terlalu nyenyak.
Terapi ini terbukti efektif mengatasi masalah ngompol pada anak. Namun, kesuksesan terapi alarm tergantung pada orang tua. Anak membutuhkan dukungan serta bantuan orang tua, terutama pada tahap awal terapi.
Orang tua mungkin perlu mendampingi anak saat ke kamar mandi dan membersihkan diri. Orang tua juga bisa membantu anak ketika mengganti seprei atau memakai celana. Setelah itu, anak dapat kembali mengenakan alarm dan tidur.
Kelebihan terapi alarm:
- Tidak ada efek samping
- Kecil kemungkinan anak kembali mengompol ketika tidak lagi memakai alarm
- Tingkat kesuksesan hingga 75 persen dalam waktu 1-2 bulan (dengan pemakaian yang tepat).
Kekurangan terapi alarm:
- Membutuhkan kerja keras dan komitmen yang kuat dari orang tua
- Tidak sesuai saat dipakai untuk menginap
- Mungkin mengganggu anak lain yang tidur sekamar
- Biaya cukup mahal
Obat-obatan
Dokter atau tenaga medis mungkin menyarankan beberapa jenis obat-obatan untuk mengurangi ngompol pada malam hari, seperti desmopressin, oxybutynin dan tolterodine, dan imipramine. Masing-masing obat mungkin memiliki efek yang berbeda pada anak.
Desmopressin Acetate
Obat ini terbuat dari hormon vasopressin yang diproduksi oleh ginjal. Hormon vasopressin berfungsi untuk membantu mempertahankan air dalam tubuh sehingga mengurangi produksi urin dan keringat.
Pada kondisi normal, manusia mempunyai hormon vasopressin yang tinggi saat tidur. Anak-anak dengan masalah enuresis mungkin tidak memiliki hormon vasopressin dalam jumlah yang cukup sehingga membutuhkan asupan desmopressin acetate sebelum tidur.
Kelebihan:
- Bisa bekerja sangat baik
- Dapat meningkatkan rasa percaya diri pada anak
- Dapat digunakan tanpa diketahui banyak orang
Kekurangan:
- Hanya bekerja maksimal pada beberapa anak
- Seiring berjalannya waktu, tubuh anak mungkin kebal dengan obat ini
Oxybutynin dan Tolterodine
Obat ini membantu mengurangi kontraksi otot kandung kemih. Anak dengan kandung kemih kecil bisa mendapatkan pengobatan ini untuk meningkatkan kapasitas kandung kemih.
Kelebihan:
- Dapat dikombinasikan dengan desmopressin agar lebih efektif.
- Cukup aman untuk anak-anak
Kekurangan:
- Mungkin tidak efektif untuk semua orang
- Menimbulkan beberapa efek samping seperti mulut kering, konspirasi, dan kemerahan pada wajah.
Imipramine
Imipramine merupakan obat antidepresan yang terbukti efektif untuk mengatasi masalah enuresis. Meskipun depresi bukanlah penyebab mengompol di malam hari, imipramine mampu memperbaiki pola tidur serta meningkatkan kapasitas kandung kemih pada anak.
Efek samping dari obat ini antara lain iritasi, insomnia, rasa kantuk, nafsu makan berkurang, dan perilaku yang berubah. Perlu diperhatikan bahwa overdosis imipramine mungkin menyebabkan kematian.
Baca juga : obat ngompol Anak herbal di apotik
Pengobatan yang Tidak Disarankan
Beberapa pengobatan cenderung tidak efektif untuk mengurangi masalah nocturnal enuresis pada anak. Sayangnya, banyak orang tua yang masih mempraktekkan tindakan berikut ini.
Menghentikan Asupan Makanan dan Minuman Sebelum Tidur
Melarang anak untuk makan atau minum beberapa jam sebelum tidur dipercaya mampu mengatasi permasalahan mengompol pada anak. Sayangnya, cara ini tidak terlalu efektif. Sebaiknya Anda tidak menghentikannya sama sekali, apalagi jika anak merasa haus.
Membangunkan Anak di Malam Hari
Beberapa orang tua membangunkan anak di malam hari untuk buang air kecil. Cara ini mungkin efektif untuk jangka pendek, tapi tidak untuk jangka panjang.
Latihan Otot Panggul
Olahraga untuk melatih otot panggul seperti Kegel mungkin efektif untuk membantu masalah kandung kemih pada orang dewasa. Namun, hal ini mungkin tidak berlaku untuk anak-anak. Jika mereka berlatih menahan buang air kecil, bukan tidak mungkin mereka justru terkena infeksi saluran kemih (ISK).
Baca juga : infeksi saluran kemih pada Anak
Terapi Alternatif
Beberapa pengobatan alternatif seperti homeopati, pengobatan herbal, dan kiropraktik tidak efektif mengatasi masalah ngompol pada anak.
Baca juga : Obat ngompol Anak herbal di apotik
Pasca Pengobatan
Dengan berbagai tindakan, anak mungkin dapat mengatasi masalah mengompol secara permanen. Namun masalah yang satu ini bisa jadi sangat melelahkan bagi orang tua dan keluarga. Ada beberapa hal yang dapat membantu Anda dalam mengatasi masalah enuresis pada anak:
- Mengompol bukanlah kesalahan anak. Jangan menghukum atau mengejek mereka.
- Ajarkan anak untuk menggunakan toilet secara teratur pada siang hari. Jadwalkan setidaknya 5 kali per hari dan sesaat sebelum tidur.
- Anak harus buang air besar setidaknya satu kali sehari, dengan feses yang halus dan berbentuk seperti sosis. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter anak untuk meningkatkan kesehatan pencernaan.
- Hindari mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi, minuman berkarbonasi, dan minuman berkafein.
- Perbanyak minum pada siang hari, dan kurangi asupan minum 1-2 jam sebelum tidur.
- Ajarkan anak untuk memakai celana khusus untuk toilet training.
- Gunakan alas tidur yang dapat dicuci serta pengharum ruangan.
- Setelah mengompol, bersihkan anak Anda dan oleskan petroleum jeli untuk mencegah lecet pada kulit.
- Catat di kalender untuk memantau efektivitas pengobatan yang sedang dilakukan.
- Perlu diingat bahwa kebanyakan anak berhenti mengompol dengan sendirinya.
Informasi Tambahan Terkait Ngompol pada Anak
Berikut ini beberapa pertanyaan yang sering diajukan terkait ngompol malam hari pada anak:
Apakah mengompol bisa berkurang seiring bertambahnya usia?
Ya. Hampir semua bayi mengompol. Ketika memasuki usia 5 tahun, hanya sekitar 20% anak yang masih mengompol. Sedangkan pada usia 10 tahun, jumlah ini berkurang menjadi 5% saja.
Memasuki usia pubertas, hanya tersisa 1% anak yang mengompol. Dengan begitu, jelas bahwa mengompol dapat berhenti seiring bertambahnya usia.
Apakah anak saya membutuhkan tes lebih lanjut?
Pada kebanyakan kasus, anak tidak membutuhkan tes x-ray atau aerodinamik. Dokter spesialis urologi atau dokter anak akan menentukan jenis tes apa yang dibutuhkan setelah memeriksa anak Anda.
Beberapa kondisi yang memerlukan tes lebih lanjut antara lain:
- Mengompol pada siang dan malam hari
- Infeksi saluran kemih
- Konstipasi
- Kesulitan buang air kecil
- Adanya penyakit neurologi
- Temuan fisik yang menunjukkan adanya kondisi neurologi tertentu.
Apakah menggunakan popok dan produk serupa bisa memperlambat kontrol pada anak?
Penggunaan popok tidak mencegah atau memperlambat kontrol terhadap buang air kecil. Produk ini justru bisa mengurangi stres pada orang tua dan anak.
Pertanyaan untuk Ditanyakan pada Dokter Tentang Ngompol pada Anak
- Apa penyebab anak mengompol?
- Kapan masalah ini harus diatasi?
- Apakah anak akan berhenti mengompol? Kapan ini terjadi?
- Apakah ada tes lain yang harus dilakukan jika mengompol disebabkan oleh masalah hormon atau infeksi?
- Pengobatan apa saja yang tersedia dan apa yang Anda sarankan?
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pengobatan?
- Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing pengobatan?
- Apa yang harus saya lakukan untuk membantu anak saya?
- Apakah anak saya harus menghindari makanan atau minuman tertentu?
Ngompol malam hari pada anak adalah hal yang lazim, terutama pada balita. Namun pada anak yang lebih besar, hal ini mungkin disebabkan oleh faktor lain seperti genetik dan kapasitas kandung kemih yang kecil. Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan, seperti penggunaan alarm dan obat-obatan.
Referensi :
- Urology care foundation. Nocturnal Enuresis (Bedwetting). Diakses pada 19 Maret 2021